Banyak
orang mendapatkan uang dengan cara ‘mengejar’ bahkan ‘memaksa’ agar uang
berpihak padanya. Uang atau dengan bahasa lain rejeki sebenarnya tidak bisa
dikejar-kejar. Ibarat gunung tak lari kok di kejar. Tetapi mengapa
hal itu sering terjadi? Karena hanya sedikit orang yang tahu rahasia uang agar
mengejar dirinya.
Mengapa
kita tidak menjadikan diri kita ini seperti magnet sehingga logam disekitarnya
otomatis nempel padanya? Tapi bagaimana mungkin uang bisa mengejar kita,
layaknya logam yang selalu mengejar magnet?
Mari
kita perhatikan seorang dokter ahli yang diakui keilmuannya. Dokter tersebut
buka sampai larut malam karena saking banyaknya pasien yang berobat. Pasien rela antri, rela membayar
mahal dan rela menelan obat pahit yang diberikannya. Bahkan ketika pasien
disuruh membayar ratusan juta dan salah satu bagian tubuhnya dipotong, pun
tetap bersedia.
Tapi
apakah semua orang bisa percaya pada dokter? Tentu tidak! Sebab ada lho, dokter yang bayarannya
murah, tetapi hanya sedikit orang yang mau berobat kepadanya. Kenapa? Pada
dokter pertama kita meyakini sebagai dokter ahli atau pakar, tetapi dokter
kedua masih diragukan kemampuannya. Pasien tentu saja tidak mau berspekulasi
dengan berobat padanya.
Masih
banyak contoh mengenai hal ini, bagaimana seorang pengusaha atau profesional
mendapatkan rejeki berlimpah karena konsumen ‘mengejar’ produk atau jasanya.
Anda bisa juga memperhatikan buku Harry Potter karangan JK. Rolling yang
ditunggu ratusan ribu bahkan jutaan pembacanya saat akan diluncurkan, dan masih
banyak contoh orang yang ‘dikejar’ uang.
Bagaimana
agar anda seperti mereka? Agar uang ‘mengejar’ anda. anda harus memiliki nilai
tambah (added values) dan harus dikomunikasikan kepada orang yang tepat, serta dengan
cara yang tepat pula. Nilai tambah bisa bermacam - macam bentuknya, seperti manfaat,
pelayanan, harga dan keunikan.
Nilai
tambah dapat kita peroleh dengan belajar secara terus menerus terhadap bidang
yang anda suka dan anda yakini akan sukses. Kenapa anda harus terus belajar?
Masalah di dunia ini terus bertambah, sehingga memerlukan cara – cara baru
untuk mengatasinya. Kalau anda belajar secara terus menerus secara spesifik,
anda akan menjadi pakar. Pakar bukan berarti harus memiliki gelar akademik
profesor doktor, karena tukang bakso pun bisa disebut pakar bila ia sangat ahli
membuat bakso enak, demikian juga salesman yang sangat ahli menjual produk, dan
profesi lainnya.